Jumat, 21 Oktober 2011

ISLAM DAN BARAT : Tinjauan Pengaruh Peradaban Islam di Dunia Barat


A.   PENDAHULUAN
Perbincangan Barat dan Timur hingga sampai saat ini masih terus saja bermunculan baik dari pihak Barat sendiri juga dari pihak Islam. Masing-masing berusaha untuk mencari tahu titik positif dan negative antara keduanya. Barat misalnya dengan semangat Orientalismenya telah mampu membuka mata dunia untuk memposisikannya sebagai peradaban yang unggul di mata dunia, yang kemudian berakibat negative pada dunia Islam_dimana Islam menjadi termajinalisasi dan terkunoan baik dari segi ilmu pengetahuan, agama, filsafat, ekonomi dan lain-lain.
Pengaruh tersebut masih kita rasakan hingga saat ini, dimana pengaruh peradaban Barat yang diusung oleh arus globalisasi bermuara pada pembaratan atau westernisasi. Dan yang terjadi sekarang bukanlah perang dalam bentuk kontak senjata tetapi perang dalam bentuk pemikiran. Pengaruh ini pun melekat dalam kehidupan seharai-hari, seperti cara berpakaian, visi kenegaraan dan hubungan antar bangsa, bahkan menghibur diri pun kini orang kebanyakan menggunakan cara dan ukuran-ukuran kesenangan orang Barat. Barat memang sedang menjadi peradaban yang dominan dan menjadi primadona masa kini. Sayangnya, tidak banyak orang yang benar-benar tahu dan paham apa inti sebenarnya dari peradaban Barat itu.
Klaiman sepihak pun terus berlanjut daribaik dari pihak Islam maupun Barat, waluapun kemudian perang hegemoni dan otoritas dimenangkan oleh Barat sendiri dengan pisau hegemoninya, dimana mereka mengklaim bahwa tradisi keilmuan Islam dianggap tidak ilmiah bahkan tidak diterima sebagai sebuah ilmu. Ilmu yang hanya bersandarkan humanistik yang dikembangkan Barat saat ini, telah menghasilkan masyarakat yang kehilangan orientasi hidup. Berbeda dengan Barat, Islam memandang ilmu sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan. Ilmu dalam Islam selalu disandarkan pada pijakan theistik. Mencari ilmu bagi setiap muslim dan muslimat adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah, sehingga dalam sejarah Islam tidak pernah terjadi “tradegi Gereja Abad Pertengahan”, dan kebinggungan polarisasi ilmu dengan teologi.
Mengutif perkataan al-Attas, bahwa memandang problem terberat yang dihadapi manusia saat ini adalah hegemoni dan dominasi keilmuan sekuler Barat yang mengarah pada kehancuran umat manusia. Dan hal ini sudah berlangsung cukup lama mengikuti perkembangan zaman yang dimulai sejak runtuhnya peradaban Islam yang ditandai dengan kemunduran dua Dinasti besar. Dan inilah menurut al-Attas, problem yang paling besar diataran beberapa permasalahan yakni hegemoni dan dominasi. Menurutnya_lanjut al-Attas, bagi Barat, kebenaran fundamental dari agama dipandang sebagai teoritis belaka. Kebenaran absolut atau mutlak dinegasikan dan kebenarannya dan nilai-nilai relatif diterima. Tidak ada kepastian, konsekuensinya adalah penegasian Tuhan dan akhirat dan menempatkan manusia sebagai satu-satunya yang berhak mengatur dunia. Manusia akhirnya di Tuhankan dan Tuhan pun dimanusiakan. Berbagai problem kemanusiaaan muncul sebagai wujud dari kacaunya nilai-nilai. Yang perlu kita ketahui saat ini adalah bagaimana kita menghadapi berbagai problema umat manusia, kita haruslah bersatu dalam visi dan misi serta aksi.
Kajian dari kedua belah pihak ini, melahirkan beberapa hal yang bisa kita bedakan menjadi suatu karatristik tersedniri dalam dunia peradaban. Beberapa karatristik tersebut misalnya sebagaimana ungkapan para penulis : Pertama, orang Barat yang datang dan belajar tentang Timur akan menghasilkan karya-karya ilmiah yang detail tentang aspek-aspek peradaban Timur. Sedangkan orang Timur yang datang ke Barat kebanyakan akan menghasilkan karya ilmiah yang detail tentang aspek-aspek peradabannya sendiri dengan framework peradaban Barat. Kedua, orang Barat yang datang ke Timur untuk belajar, akan menghasilkan pandangan-pandangan yang kritis tentang aspek-aspek peradaban Timur. Bukan itu saja, pandangan kritis tersebut digunakan untuk sebagai alat oleh Barat dalam mengambil keputusan agar Barat lebih dalam dan luas lagi mempengaruhi hajat hidup orang-orang Timur. Sedangkan orang Timur yang belajar ke Barat kebanyakan menghasilkan pandangan-pandanga kritis tentang peradabannya sendiri dan malah ikut Barat mengubah aspek-aspek peradaban Timur sesuai arus dari arah Barat. Keempat, orang Barat yang datang dan belajar di Timur sedikit banyak menyerap kebiasaan hidup orang-orang Timur hanya sebagai pleasure atau kesenangan saja. Namun sebagian aspek kepribadiannya tetaplah Barat. Sedangkan orang Timur yang belajar ke Barat, tidak sedikit menyerap kebiasaan hidup orang Barat sebagai karacter building, pembangunan kepribadian yang dianggapnya menuju ke arah yang lebih baik atau positif. Dan masih banyak yang lainnya
Dalam makalah ini akan melihat sebuah realita akan saling keterpengaruhan antara kedua peradaban ini yakni Islam dan Barat dalam arti adanya pengaruh Peradaban Islam bagi peradaban Barat dan adanya pengaruh peradaban Barat bagi Islam. Bentuk keterpengaruhan ini, akan kami lihat dari beberapa aspek yang menjadi suatu keniscayaan walaupun nanti menyisakana satu pertanyaan, budaya mana yang pertama kali mempengaruhi budaya lainnya, apakah Silam ataukah Barat. Kesemuanya akan kami uraikan dengan perangkat-perangkat dari sebuah kenyataan.

B.   AWAL MASUKNYA PERADABAN ISLAM DI BARAT
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh peradaban Islam bagi peradaban Barat terutama di Eropa, kita akanmelihat sebuah kenyataan yang tidak bisa kita elakkan, dimana tragedy adopsi peradaban dan kebudayaan menjadi suatu yang berkeniscayaan baik di kalangan Islam maupun Barat sendiri. Dan barang kali ini suatu hal yang lumrah ketika suatu peradaban mengalami kemunduran, maka akan belajar bahkan mengadopsi suatu peradaban yang dianggap lebih maju. Dan ini sebagaimana Fahmi Zarkasyi katakan, suatu peradaban yang mengalami keterbelakangan, akan mengadopsi konsep-konsep kebudayaan yang lebih maju. Dan kita akui bahwa tidak ada kebudayaan di dunia ini yang berkembang tanpa proses interaksi dengan kebudayaan asing. Ketika peradaban Islam unggul dibanding peradaban Eropa, misalnya, mereka telah meminjam konsep-konsep penting dalam Islam.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kemunculan peradaban Yunani di Eropa, yang kemudian disusul oleh bangsa Romawi, mereka menyebarkan peradaban dan menguasai seluruh daerah Eropa kecuali kaum bar-bar, karna pada abad ke-4 M bangsa Bar-bar datang ke Eropa dari Asia Tengah dan Utara Eropa, yang mayoritas mereka tidak menetap (nomaden), samapai bangsa Bar-bar menguasai mereka. Kemudian peradaban Yunani berpindah ke Timur demi menyelamatkan kebudayaan Romawi ke Konstantinopel ibu kota Imperium Bizantium. Dimaan pada masa itu, bangsa Eropa dikenal dengan zaman kegelapan dan belum dijumpai daerah-daerah yang menjadi pusat pencerahan kecuali daerah-daerah tertentu saja, itu pun yang ditempati oleh para pendeta yang memahami bahasa Yunani dan bahasa latin.
Di abad ke-7, kekuasaan Islam di Spanyol[1], telah mencapai puncak kejayaannya Banyaknya prestasi yang mereka peroleh, membawa pengaruh bagi dunia Eropa dan kemudian Dunia kepada kemajuan yang kompleks, baik kemajuan intelektual maupun kemegahan pembangunan fisik.[2] Kemudian oleh Musa diumumkannya Andalusia sebagai bagian wilayah kekuasaan bani Umayah yang berpusat di Andalusia.[3] Penaklukan demi penaklukan dimenangkan umat Islam sampai menjangkau Prancis Tengah dan bagian-bagian penting Italia. Barang kali kemenangan didukung oleh duan paktor baik secara eksternalis[4] maupun internalis[5]. Dari sinilah Islam dengan penaklukannya atas Andalus telah mengubah kondisi Spanyol secara umum, dimana Islam berhasil menlenyapkan bangsa Ghatia dan berbagai pengaruhnya dari negeri tersebut sehingga bangsa Ghatia tidak lagi memiliki kekuatan, melainkan mereka yang berhasil melarikan diri ke pegunungan Jaliqiah yang terletak di barat laut Spanyol[6].
Sedangkan orang-orang Yahudi yang menderita dan terhina oleh Penguasa Ghatia diperbolehkan bergerak di sektor perdagangan dan terlindungi di bawah pemerintah Islam[7]. Bangsa Arab telah memperlakukan mereka yang selama ini hidup dan tertekan dengan baik, sehingga pada masa pemerintahan Islam mereka memperoleh dan menikmati hak-hak sipil secara luas. Di sisi lain bangsa Arab memperkokoh stabilitas dan perdamaian di antara berbagai etnis yang berlainan. Karenanya bangsa Spanyol sebagai bangsa yang patuh dengan pemerintah Islam didapatkan sikap toleran sebagaimana yang diharapkan. Dan sejumlah pembesar dari penduduk lapisan bawah telah beralih menjadi pemeluk Islam yang taat. Perhatian mereka kini beralih terhadap Islam dari kehidupan masa lalu di bawah para pemimpin yang tidak pernah memperhatikan dan mengubah nasib bguruk mereka serta kehidupan yang penuh penindasan dan perampasan terhadap rakyatnya[8].
            Dengan masuknya Islam ke Spanyol, merubah tatanan baru dan pencerahan terhadap bangsa Eropa dengan sebuah peradaban baru yakni peradaban Islam yang dibawa oleh bangsa Arab dan masuk melalui Spanyol. Karenanya, sulit dipungkiri kemajuan Eropa tidak bisa dilepaskan dari pemerintah Islam di Spanyol.

C.   JALUR MASUKNYA PERADABAN ISLAM DI BARAT(EROPA)
Dalam beberapa literature, para sejarawan sepakat bahwa proses msuknya peradaban Islam dunia Barat dalam hal ini adalah Eropa, melalui empat jalur yakni sebagaimana Mun’im Majid katakana [9]:
1.    Melalui Andalusia (Spanyol).
Menurutnya, sebagian besar pengaruh kebudayaan Islam atas Eropa terjadi akibat pendudukan kaum muslimin atas Spanyol dan Sisilia[10]. Bangsa arab selama 8 abad lamanya menempati daerah ini. Kemudian dari sinilah  peradaban Islam menyebar di pusat-pusat tempat yang berbeda. Seperti: di Kordova, Sevilla, Granada, Toledo. Penduduk Andalusia (Spanyol) mayoritas menganut ajaran masehi, yang kemudian terpecah dengan datangnya peradaban arab. Bahkan mereka ganti bahasa mereka dengan berbicara dengan bahasa arab. Mereka mengenal istilah Mozabarabes, kata ini yang dalam bahasa arab disebut musta’rib[11]. Untuk itu pula para pendeta nasrani melakukan terjemahan injil ke dalam bahasa Arab[12]. Dan dari sejak inilah pertama kali Islam mengijakkan kaki di Spanyol, dan Islam memainkan peranan yang sangat besar selama hampir 8 abad, dan dari Spanyolah peradaban Islam pindah ke Eropa.
Untuk melihat bagaimana perkembangan Islam di Spanyol, barang kali perlu kami uraikan secara ringkas, dimana perkembangan ini berlangsung mulai dari sejak menginjakan kaki di Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam yang berlangsung lebih dari 750 tahun terbagi memjadi 6 periode yaitu:
Pertama, Periode Pertama (711-755 M). Pemerintahan Spanyol dipimpin oleh para wali yang diangkat oleh Daulah Bani Umayah. Stabilitas negri Spanyol belum tercapai secara sempurna. Gangguan-gangguan masih terjadi baik dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam adalah perselisihan antara elite penguasa akibat perbedaan etnis dan golongan. Gangguan dari luar datang dari musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan.
Kedua, Periode Kedua (755-912 M). Penguasa pertama pada masa ini adalah Abd Rahman Ad-Dakhil keturunan Bani Umayah tetapi tidak tunduk kepada Bani Umayah di Damaskus. Kemudian mendirikan Bani Umayah di Spanyol. Banyak kemajuan-kemajuan yang dicapai baik dalam bidang politik maupun peradaban. Dalam bidang politik gangguan yang paling serius datang dari kalangan umat Islam itu sendiri
Ketiga, Periode Ketiga (912-1013 M). Umat Islam Spanyol mencapai puncak kejayaan dan kemajuan menyaingi kejayaan Bani Abbasiyah di Baghdad. Abd Rahman III Al-Nashir membirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku yang didirikan oleh Hakam III yang juga seorang kolektor buku. Ketika Hisyam naik tahta dalam usia belasan tahun merupakan penyebab kehancuran daulah bani Umayah di Spanyol karena kekuasaan actual berada di tangan para pejabat (981 M)
Keempat, Periode Keempat (1013-1086 M). Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 Negara kecil di bawah pemerintahan Al-Mulukuth-Thawaif (Raja Golongan) yang berpusat di Seville, Cordova, Toledo dan lain sebagainya. Pada masa ini umat Islam kembali mengalami pertikaian internal.
Kelima, Periode Kelima (1086-1248M). Meskipun umat Islam masih terpecah belah, tetapi terdapat kekuasaan yang dominant yaitu Dinasti Murabithun (1086-1143 M) didirikan oleh Yusuf bin Tasyifin di Aprika Utara. Kekuasaan dinasti ini berahir kemudian digantikan oleh dinasti Muwahhidun yang didirikan oleh Muhammad bin Tumat (1146-1235 M).
Kenam, Periode Keenam (1248-1492 M). Islam hanya berkuasa di wilayah Granada di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) secara politik umat Islam hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M. Umat Islam pada waktu dihadapkan kepada dua pilihan yaitu masuk Kristen atau meninggalkan Spanyol.
2.    Melalui Sisilia
Kemudian peradaban Islam masuk di dunia Barat melalui Sisilia, dimana bangsa Arab menaklukan Sisilia di masa akhir dinasti Aghalibah yang berdiri di Afrika (Sekarang Tunisia dan Al-Jazair) di era Abbasiah yaitu di pertengahan abad 3 hijriah atau 10 Masehi dan paska Romawi menyerang daerah-daerah Islam[13]. Dan pendudukan Arab atas Sisilia tidak berlangsung lama seperti pendudukan atas Spanyol. Pada pertengahan abad ke-18, ksatria Norman melihat bahwa mereka hidup dengan baik di Italia bagian selatan, sebagai pedagang atau sebagai pengusaha militer independen. Efesiensi kemiliteran mereka sedemikian rupa sehingga beberapa ratus ksatria di bawah pimpinan Robert Guiscard telah berhasil mengalahkan Bizantium dan mendirikan kerajaan Norman. Pada tahun 1060, saudaranya Roger memimpin invasi ke Sisilia dan berhasil merebut Messina dan berlanjut dengan pendudukan seluruh wilayah tersebut sampai 1091[14].
Dengan kehadiran Arab di Spanyol dan Sisilia inilah, secara perlahan menemukan jalur masuknya peradaban Islam di Eropa Barat secara matang hingga dikuasainya.

3.    Melalui datangnya orang-orang salib di Timur Islam.
Sebagai bentuk dari wujud keterpengsruhan Barat terhadap Peradaban Islam adalah datangnya orang-orang Salib di Timur Islam, yang walaupun kehadiran ini bukanlah persoalan pentingnya menuntut reaksi besar-besaran kecuali dari wilatah-wilayah tetangga yang dekat dengan wilayah kaum muslim itu sendiri. Invasi atas Spanyol dan Sisilia memberi arti bahwa suatu waktu Islam hadir di daerah pinggiran Kristen Latin, yang kemudian memberi reaksi menjadikan munculnya gerakan perang salib pada abad ke-11. Hal ini bisa dianggap sebagai reaksi yang besar terhadap kehadiran Islam, tetapi pusatnya justru di bagian Utara Perancis, yang jauh kontaknya secara langsung di Negara-negara Islam[15].
            Selama perang salib inilah proses intraksi peradaban pun terjadi yang kemudain memberi pengaruh bagi masing-masing pihak atau lebih tepatnya penerimaan orang-orang Eropa atas corak-corak kebudayaan Islam. Proses ini juga ditopang itopang oleh keterampilan dan ketangguhan orang-orang Arab dalam bidang perdagangan. Di seluruh wilayah yang tunduk di bawah pemerintahan Islam, tidak hanya terdapat kebudayaan Islam saja yang relative homogen melainkan juga barang-barang yang dihasilkan kaum muslim tersebar jauh melampaui batas-batas wilayah Islam[16].
4.    Pertukaran perniagaan antara timur dan barat melalui Mesir.
Sebagian besar mengatakan, peristiwa ini terjadi sejak datangnya bangsa Fatimiah di Mesir dan menjadikan Mesir sebagai pusat politik, perdagangan dan kebudayaan. Karena itu penyerangan Mongol di Irak menjadikan Mesir sebagai ka’bah peradaban Islam di era dinasti Mamalik sebagaimana dikatakan Ibnu Khaldun bahwa munculnya peradaban di Mesir dengan kembalinya peradaban Islam sejak ribuan tahun yang lalu. Maka muncullah di Mesir gerakan Ilmu dan seni yang menjadikan para penuntut ilmu datang dari Timur dan Barat. Ibnu Khaldun melanjutkan dengan perkataannya ”Saya tidak melihat Mesir kecuali sebagai induknya Ilmu, wadahnya Islam dan sumber ilmu serta pusat perniagaan[17].

Bukti Peradaban Islam di Eropa, hal ini dapat dirasakan dengan munculnya berbagai buku yang diterjemahkan dari bahasa arab ke bahasa latin, bahasa Thalia dan Ibrani. Buku-buku tersebut memenuhi perpustakaan Eropa di era-era awal. Dengan kata bahwa keberlangsungan peradaban ini dengan adanya penerjemahan besar-besaran dari bahasa Arab ke bahasa latin. Hal ini menunjukan majunya keilmuan Islam dengan segala cabangnya. Begitu pula di era kebangkitan Eropa ketika bangsa Eropa kembali dengan ilmu-ilmu Yunani klasik, mereka menjumpai buku-buku yang memang telah dimuat dalam khazanah buku muslimin.  Karenanya sebuah peradaban berdiri tidak lepas dari peradaban sebelumnya.

D.   BENTUK PERADABAN YANG DIJADIKAN SUMBER PERADABAN
Kemajuan Eropa hingga saat ini yang terus berkembang banyak dipengaruhi oleh khazanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang di periode klasik. Pengaruh peradaban Islam termasuk di dalamnya pemikiran Ibnu Rusyid ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen yang belajar di Universitas-universitas Islam di Spanyol seperti Universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada dan Samalanca. Selama belajar di Spanyol mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah pulang ke negrinya mereka mendirikan sekolah dan Universitas yang sama. Universitas yang pertama di Eropa adalah Universitas paris yang didirikan pada tahun 1231 M.
Pengaruh ilmu pengetahuan islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (Renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin.
Walaupun akhirnya Islam diusir dari Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (Renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia. Gerakan reformasi pada abad ke-16 M, Rasionalisme pada abad ke-17 M dan pencerahan (Aufklaerung) pada abad ke-18 M. Beberapa bentuk peradaban tersebut seperti :
1.    Bidang Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi
Sebagai bentuk keterpengaruhan Barat terhadap peradaban Islam, adalah adanya sejumlah kitab-kitab klasik yang memang dikarang oleh orang Islam sendiri. Dalam hal ini adalah Kitab yang membahas ilmu kedokteran dikarang oleh Ibnu Sina[18], al-Qanun sekitar abad ke-12. Kemudian kitab al-Hawi oleh ar-Razi juga menajadi bagian terpenting bagi tradisi keilmuan Barat sampai pada abad ke-16.  Ibn Sina sendiri merupakan pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Buku-buku kedokteran ini diajarkan di kampus-kampus Eropa sampai abad 18 tak terkecuali Sekolah Salerno yang dianggap sebagai sekolah kedokteran pertama di Eropa. Ibnu Sina dan Razi menjadi referensi kuliah kedokteran di Paris bahkan lebih dari itu teori-teori Ibnu Khaldun yang menjadi peletak dasar ilmu sosial masih dikenal di kampus-kampus Eropa sampai sekarang. Selanjutnya dalam review buku ini disebutkan para penterjemah yang berasal dari agama dan suku bangsa yang berbeda; mereka menukil dan pindahkan ilmu bangsa Arab ke bangsa Eropa yang dimulai dari abad 11 Masehi hingga akhir era pertengahan, antara lain: Gerberto, Adelard ofbath, Leonardo Pisano, Petrus alfons, dll.
Selain itu, keterpengaruhan rasionalitas Eropa banyak diadopsi dari serpihan pemikiran Ibn Ruys. Dimana Ibn Ruys juga termasuk pakar kedokteran, Filsafat, Fiqih dll. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.Pemikiran Ibnu Rusyd. Kitab yang sering menjadi rujukan Barat adalah kitabnya yang terkenal yaitu Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran) yakni sebuah kitab yang secara lengkap membahas tentang ilmu kedokteran. Di samping itu juga ada Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at yakni yang memmabahs tentang Filsafat dan hal-hal yang terkait dengannya.[19]
Menurut para ahli sejarah, ketergantungan Eropa terhadap ilmuan Islam yakni kedoteran terus berlangsung hingga abad ke 15 dan ke 16 yang ditunjukkan dengan daftar buku yang dicetak[20]. Bahkan hingga tahun 1500-an, buku ini sudah dipublikasikan dalam cetakkan yang ke-16, karena masih terus digunakan hingga tahun 1650. Buku itu olehnya dipandang sebagai karya dalam bidang kedokteran yang paling banyak dipelajari sepanjang sejarah. Buku ini diikuti oleh karya-karya terjemahan dari bahasa Arab lainnya, termasuk beberapa karangan al-Razi, Ibnu Rushd, Hunain bin Ishaq dan Haly Abbas[21].
Menurut Gustave Le Bon (sejarawan Perancis) bahwa ahli-ahli Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Albertus Magnus, dan lain-lain, dibesarkan dalam era keemasan perpustakaan pengetahuan Islam & Arab. Paus Gerbert (bergelar Sylvestre-II) mengajar ilmu-ilmu alam pada tahun 1552-1562 yang kesemuanya dipelajarinya di Universitas Islam Andalusia di Spanyol. Gherardo & Cremona, 2 orang ahli astronomi Italia yang menerjemahkan buku ilmu astronomi dari kitab as-Syarh karangan Jabir ibnu Hayyan. Raja Friederich-II dari Perancis meminta putra-putra Ibnu Rusyd (menurut ejaan Barat dibaca : Averoes) untuk tinggal di istananya, mengajarinya ilmu Botani & Zoologi. Apotik & ilmu Kedokteran, Kimia & Botani Islam sebelum abad ke-15 sudah sangat maju dibandingkan Barat, ilmuwan Islam telah menemukan 2000 jenis tanaman Thriflorida untuk obat-obatan.
2.    Filsafat
Di akhir abad ke-12 M, usat-pusat kebudayaan di Prancis, Italia dan sejumlah Negara tetangganya menetapkan pelajaran Mantiq, ilmju hitung, falak kimia dan lain-lain untuk menghasilkan ahli teologi hukum dan kedokteran. Dan secara tidak langsung tradisi studi kesustraan Yunani pun hamper secara keseluruhan tidak mendapat perhatian yang serius. Dengan demikian, kajian di Eropa oleh Orientalis teologi menjadikan Filsafat dan Logika sebagai sumber atau jalan dalam menetapkan hukum. Selain dari beberapa ahli Filsafat Eropa yang berkembang, di sini muncullah Ibn Ruys yang kemudian banyak memberikan kontribusi terhadap perkembnagan pemikiran Eropa pada saat itu. Walaupun kemudian pihak Gereja konsili keagamaan di Paris 1209(605 H) mengaharamkan pemikiran Filsafat Ibn Rusyd yang kemudian diperbaharui pada tahun 1215 dan diperketat oleh Paus Gregorius IX di tahun 1231. Ini semua menunjukkan bahwa Filsafat Ibn Rusyd telah beredar luas jauh sebelum Michael Scott merampungkan terjemahannya pada tahun 1230.  
Disinilah juga didirikah pusat penerjemahan yang kemudian Michael Scott ditugasi sebagai tim penerjemah bersama rekan-rekannya terutama sejumlah buku-buku Arab dalam bahasa latin. Tradisi ini juga merembet pada sejumlah Universitas yang ada seperti Universitas Navoli dalam rangka membumikan tradisi terjemah secara besarbesaran melalui biaya kerajaan tahun 1224 M(621 H) dan menetapkan komentar Ibn Rusyd pada makalah Aristoteles, pada buku Isagoge oleh Porforius, serta al-Falgani dan beberapa buku-buku yang lain sebagai buku wajib di lingkungan Universitas.
Dalam hal ini Ibn Ruysd memeperlihatkan kemampuan akal untuk membedakan, mengetahui, kemudian mempercayai. Pangingkaran terhadap adanya kemampuan akal pada manusia berarti penurunan kedudukan akal pada tempat di bawah perasaan berbuat.
3.    Bidang Sastra
Menurut sejarawan bahwa, perkembangan dunia satra di Eropa sangatlah pesat, yang dimana pada dasarnya hubungan antara sastra, budaya sepanyol dan Prancis terjadi pada abad pertengahan, ketika peradaban Prancis selatan mulai menjadi megah dan besar, tepatanya di Provence. Dari sanalah muncul kelompok penyair pengembara Troubadrous salah seorang tokohnya adalah Ruy Diaz de Biver, seorang tokoh perlawanan terhadap masyarakat Islam. Dan memang harus diakui bahwa pada abad pertengahan tersebut, sastra serta peradaban barat mulai terlihat geliatnya. Contohnya saja seorang raja Sepanyol bernama Al- Fonso mempunyai julukan Al- Âlim., julukan atersebut diberikan karena dia selalu menghunus pedang untuk berperang melawan musuh-musuhnya, namun di lain waktu dia memegang bukunya, mendalami ilmu-ilmu pengetahuan, serta menulis karya-karya sastra[22].
Dikatakan bahwa, opera “Peringatan akan akibat” karangan Shakespeare, diilhami dari kisah Alfu lailah wa lailah dari masa keemasan Islam. Kemudian cerpen karangan sastrawan Perancis Lasange banyak mengambil inspirasi dari kitah Natan al-Hakim. Di samping itu, Sajak Divina Commedia karangan Dante Alghieri mengambil dari kitab Risalatul-Ghufran (karangan al-Ma’ariy) & Washful Jannah (karangan Ibnu Arabi). Juga Cerita Gulliver (karangan Schwift) diilhami oleh Alfu lailah wa lailah dan  Cerita Robinson Crusoe (karangan Defoe) diilhami dari kitab ar-Risalah (karangan Hayy bin Yaqzhan yang dikenal dengan gelar Ibnu Thufail).
4.    Bidang Lainnya
Menurut sejarawan & orientalis Perancis, Sedillot, bahwa UU Sipil Perancis pada masa Napoleon Bonaparte diilhami dari kitab al-Khalil (salah satu kitab Fiqh Maliki). Dan bukti ini bisa dikatakan bukti yang paling besar pengaruhnya di Eropa. Hal ini juga dijumpai dalam bahasa Spanyol, Portugis, Italia dan lainnya. Yang kemudian juga tercakup bahasa tentang kehidupan dan ilmu pengetahuan, semisal “Chiffre” yang merupakan kata berasal dari bahasa Arab yakni صفر (nol), berarti penomoran dari arab, “Admiral” atau “Amiral”  kata dari أمير البحر (pemimpin laut), “Cable” yaitu الحبل (kabel). Kemudian “Cotton” (dari Quthn), “Syrup” (dari Syarab), “Lemon” (dari Laymun), bahkan nama-nama ilmuwan Islam seperti : “Avecina” (dari Ibnu Sina), “Averoes” (dari Ibnu Rusyd), “Albategnius” (dari Al-Baththani), Ibn Yunis (dari Ibnu Yunus), dll.     
5.    Bidang Arsitektur
Di samping bidang-budang yang sudah disebutkan di atas, masih banyak juga terdapat bukti-bukti pengaruh peradaban Islam di Eropa semisal dalam dunia music dan kesenian, arsitek bangunan, pertanian dan perdagangan serta ilmu peta. Untuk pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan kota, istana, masjid dan taman-taman. Di antara bangunan yang megah adalah masjid Cordova[23], kota al-Zahra, masjid Sevile, istana al-Hamra di Granada[24], istana al-Makmun, tembok toledo dan istana Ja’fariyah di Saragosa. Ini juga yang diungkapkan Ibn Fadillah dalam Masalikul Abshornya bahwa ada sekelompok orang dari bani Barzal melaut ke lautan gelap, pastilah nama Brazil diambil dari nama-nama mereka. Begitu juga penemuan Portugis di Afrika, kedatangan bangsa Eropa ke Hindia didasari dengan apa yang pernah dilakukan oleh bangsa Arab.
           
E.   KESIMPULAN
            Barangkali tidak berlebihan bila kita mengatakan, bahwa kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik. Memang telah dikemukakan di atas bahwa saluran peradaban Islam yang mempengaruhi Eropa melalui Spanyol, Sisilia, perang Salib maupun pertukaran perniagaan. Tetapi Saluran yang terpenting dalam hal ini adalah Spanyol Islam. Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam. Baik dalam hubungan politik, sosial, ekonomi maupun peradaban antar negara. Bahwa suatu kenyataan sejarah Spanyol selama tujuh abad lebih berada dalam kekuasaan Islam.
            Pengaruh peradaban Islam termasuk di dalamnya pemikiran ibnu Sina, Razi dan ibnu Rusyd, pemikiran yang paling banyak dipelajari. Kemudian banyaknya para pemuda Eropa yang belajar ke univesitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Sevile, Granada, Malaga dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan muslim. Pusat penerjamahan adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya mereka mendirikan sekolah dan universitas.
            Universitas pertama di Eropa adalah universitas Paris yang didirikan tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 universitas. Ilmu yang mereka peroleh dari universitas adalah ilmu kedokteran, ilmu pasti dan filsafat. Pengaruh ilmu pengetahuan dan peradaban Islam di Eropa yang berlangsung abad 12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa abad ke 14 M. berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa ini melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin.
            Walaupun akhirnya Islam terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi Islam telah membidangi gerakan kebangkitan di Eropa, gerakan kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik padan abad 14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke 18 M[25].     Montgemary Watt menyebutkan bahwa pengaruh kebudayaan Islam atas Eropa  dengan tiga hal; Pertama, sumbangan orang Arab ke Eropa tidak diragukan lagi terutama dalam hal-hal yang menyokong perbaikan tingkat kehidupan dan memperkokoh basis materialnya. Kedua, sebagian besar orang Eropa kurang menyadari pengaruh orang Arab dan karakter Islam yang mereka ambil dan ketiga, kesastraan orang-orang Arab dan yang menyertainya telah merangsang tumbuhnya imajinasi Eropa dan kejeniusan politik orang Romawi

 F.    DAFTAR PUSTAKA
1.     al-Muqraizi, Taqiyuddin bin Ahmad bin Ali Nafkh at-Thib min Ghusn al-Andalus, (Mesir: Bulaq, 1862)
2.     as-Samuraj Qasim al-‘Isytiraqu:Bainal Mauduiyah wal Ifti’aaliyah.terj (Jakarta:Gema Insani Press,cet.I,1996),hlm.35 dst
3.     Daya Burhanuddin Pergumulan Timur Menyikap Barat(Yogyakarta:Suka Press,cet. I,2008)
4.     Hasan, Hasan Ibrahim Yatim, Badri Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:Grafindo Persada, cet ke-16, 2004)
5.     Majid, Abdul Mun’im Tarikh al-Hadharah al-Islamiyah fil Ushuri al-Wustho, (Cairo: Maktabah Misriyah,1978)
6.     Maryam, Siti et.al, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Jur SPI Fak Adab IAIN Sunan Kalijaga, 2003)
7.     Syalabi, Mausu’ah Tarikh, (Mesir: Maktabah Nahdah al-Misriyah,1983)
8.     Tarikh al-Islam, terj. H.A Bahauddin, (Jakarta: Kalam Ilahi, 2003)
9.     Poeradisastra, S.I Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, (Jakarta: P3M, cet ke-2, 1986) 
10.  Watt, W. Montgemary Islam dan Peradaban Dunia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1997)




[1] Perlu diketahui bahwa Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M), salah seorang khalifah dari Umayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayah. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nusair.
[2] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:Grafindo Persada, cet ke-16, 2004),hlm.100.
[3] Siti Maryam, et.al, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Jur SPI Fak Adab IAIN Sunan Kalijaga, 2003),hlm.94.
[4] Faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam negeri Spanyol sendiri yaitu kondisi sosial, politik dan ekonomi Spanyol dalam keadaan yang memperihatinkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak ke beberapa negeri kecil dan rakyat dibagi-bagi dalam sistem kelas sehingga kehidupan mereka diliputi kemelaratan dan ketertindasan. Sementara penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut penguasa. Dalam situasi seperti ini kaum tertindas menanti juru pembebas dan juru pembebas mereka temukan dalam diri orang Islam. Baca Badri yatim Peradaban…..hlm.91
[5] Sedangkan faktor internalnya adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang dan para prajuritnya. Para pemimpin ketika itu adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani dan tabah dalam menghadapi persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan oleh tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan dan tolong menolong. Sikap toleransi dan persaudaraan inilah yang menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana. Ibid…hlm.93
[6] Bukan hanya itu, kerajaan dan harta kekayaan mereka telah berpindah tangan kepada bangsa Arab sebagai penakluk. Sementara pemerintahan Islam membiarkan sebagian penguasa lama yang telah membantu tetap memerintah, sehingga Julian dikembalikan pada posisi semula sebagai penguasa Sabtah dan harta kekayaannya dikembalikan semua. 
[7] Taqiyuddin bin Ahmad bin Ali al-Muqraizi, Nafkh at-Thib min Ghusn al-Andalus, (Mesir: Bulaq, 1862).I:126-127
[8] Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam, terj. H.A Bahauddin, (Jakarta: Kalam Ilahi, 2003).II:82.
[9] Lebih lanjut lihat Abdul Mun’im Majid, Tarikh al-Hadharah al-Islamiyah fil Ushuri al-Wustho, (Cairo: Maktabah Misriyah,1978)
[10] W. Montgemary Watt, Islam dan Peradaban Dunia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1997),     hlm.2.
[11] Musta’rib adalah kelompok yang tetap kepada keyakinannya tapi meniru adat istiadat bangsa Arab baik bertingkah laku maupun bertutur kata. lihat: Siti Maryam: Sejarah Perdaban Islam, hlm.99
[12]  Sebagaimana yang dikatakan Syalabi, bahwa orang Spanyol telah meninggalkan bahasa Latin dan bahkan melupakannya Seorang pendeta di Cordova mengeluh, hampir di kalangan mereka tidak ada yang mampu membaca kitab suci yang berbahasa latin. Bahkan cendekiawan muda hanya mengetahui dan memahami bahasa Arab. Baca Syalabi, Mausu’ah Tarikh, (Mesir: Maktabah Nahdah al-Misriyah,1983),hlm.89-90.
[13] Ketika datang bangsa Fatimiah dan membangun kekuasaannya di Barat, mereka juga menguasai Sisilia bagian dari dinasti Aghalibah serta menguasai Selatan Italia sampai Roma. Penguasaan bangsa Arab terhadap daerah-daerah Italia menyebabkan peradaban Islam menjadi luas, daerah-daerah seperti Palermo, Messine, Siracusaa, Bari selanjutnya menjadi pusat peradaban Islam di Italia.
[14] Ibid…. W. Montgemary Watt, Islam dan Peradaban. hlm.6-7
[15] Ibid….hlm.18
[16] Ibid….hlm.22
[17] Di sini jua Mesir telah membantu kemajuan peradaban di Eropa, adapun kota-kota di Eropa seperti: Pisa, Genova, Venezis, Napoli, Firenze memiliki hubungan dagang dengan Mesir. Kota-kota inilah yang kemudian menjadi bangkitnya Eropa atau yang dikenal dengan renaissance serta menjadi cikal bakal peradaban modern di Eropa. 
[18] Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
[19] Qasim as-Samuraj al-‘Isytiraqu:Bainal Mauduiyah wal Ifti’aaliyah.trj (Jakarta:Gema Insani Press,cet.I,1996),hlm.35 dst
[20] Dari semua daftar itu, buku pertama adalah komentar Ferrari da Grado, seorang guru besar di Pavia, atas bagian dari Continens, ensiklopedi besar karangan al-Razi. Karangan Ibnu Sina, Canon dicetak pada tahun 1473, lalu pada tahun 1475. dan sudah pada cetakannya yang ketiga bahkan sebelum karya Galen dicetak.
[21] Bahkan dalam karya Ferrari de Gardo, misalnya; Ibnu Sina dikutip lebih dari tiga ribu kali, al-Razi dan Galen masing-masing seribu kali, sedang hippocrates hanya seratus kali. Dengan demikian, kedokteran Eropa abad ke-15 dan ke-16 masih merupakan kedokteran yang sedikit lebih luas dari sekedar kepanjangan kedokteran arab. Ibid….hlm.99
[22] www. Peradaban-islame.eropa. Com.
[23] Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam yang kemudian diambil alih oleh Bani Umayah. Para penguasa Islam kemudian membangun dan memperindah kota Cordova. Jembatan beasr dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi kota Spanyol. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang megah. Diantara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah Masjid Cordova. Menurut Ibn Al-Dala'I terdapat 491 Masjid. Ciri khusus ibu kota itu adalah tempat pemandian yang mempunayi 900 tempat pemandian.
[24] Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Di sana terkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam. Arsitekturnya terkenal di seluruh Eropa. Istana Al-Hamra adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Islam Spanyol. Istana itu dikelilingi oleh istana-istana yang megah.
[25] S.I Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, (Jakarta: P3M, cet ke-2, 1986),hlm.77.