Kamis, 20 Oktober 2011

Keakrabana al-Quran

ahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari ini (15/7) dalam pertemuan dengan para qari, peserta dan juri lomba al-Qur’an tingkat internasional ke-27 yang berlangsung di hari peringatan milad Imam Husain bin Ali (as) di Huseiniyah Imam Khomeini Tehran menyebut al-Qur’an sebagai tali Allah yang kokoh.

Beliau mengatakan, “Al-Qur’an telah menjanjikan kehidupan yang baik (hayatun thayyibah). Kehidupan yang baik ini adalah kehidupan yang diwarnai dengan kemuliaan, keamanan, kesejahteraan, kemerdekaan, ilmu, kemajuan, akhlak, kesabaran dan sifat memaafkan yang bisa diwujudkan dengan menjalin keakraban dengan al-Qur’an dan memegang erat tali Allah yang kokoh ini.”

Pertemuan nurani ini diawali dengan tilawah ayat-ayat suci al-Qur’an oleh para qari terkemuka dan pemenang lomba internasional al-Qur’an kali ini.

Ayatollah al-udzma Khamenei dalam pertemuan ini menyatakan bahwa keakraban dengan al-Qur’an akan membuka pintu bagi masuknya ilmu-ilmu ilahi dan hakihat Qur’ani ke dalam jiwa dan kalbu umat Islam. Beliau menjelaskan, “Sejak lama ada pihak-pihak yang berusaha memisahkan antara al-Qur’an dan maarif Qur’ani dari kalbu umat Islam. Sampai-sampai, di sebagian negara Muslim bab tentang jihad dihapuskan dari mata pelajaran Islam dan sekolah-sekolah Islam hanya untuk memenuhi selera musuh-musuh Islam.”

Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan tentang hayatun tayyibah yang dijanjikan al-Qur’an seraya mengatakan, “Dalam kehidupan hayatun tayyibah, sisi kehidupan individu dan sosial, ruh dan jasad manusia, serta dunia dan akhirat ada secara bersamaan.”

Beliau menambahkan, “Hayatun tayyibah yang dijanjikan al-Qur’an menjamin ketenangan jiwa, kedamaian, ketenteraman, kebahagiaan, kehormatan sosial, kemerdekaan, dan kebebasan umum. Salah satu mukaddimah awal untuk mewujudkan hayatun tayyibah adalah dengan penyelenggaraan majlis-majlis dan lomba al-Qur’an serta pendidikan para hafidz dan qari al-Qur’an.”

Rahbar lebih lanjut mengimbau para pemuda untuk memahami dan merenungkan makna dan kandungan al-Qur’an serta menghafalkan ayat-ayat sucinya. “Setiap kali orang berhubungan dengan al-Qur’an satu tabir kebodohan akan tersingkap darinya dan satu mata air nurani akan terpancar baginya,” kata beliau.

Menurut beliau, mendorong anak-anak dan para remaja untuk menghafal al-Qur’an adalah tindakan yang sangat bernilai. Mengenai hifdzul Qur’an beliau mengatakan, “Menghafal al-Qur’an akan memberi kesempatan kepada seseorang untuk merenungkan kandungan ayat suci karena pengulangan yang ia lakukan. Selain itu, menghafal al-Qur’an adalah karunia besar yang harus ia syukuri dan jangan sampai karunia ilahi ini terlepas dari tangannya.”

Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan, membaca al-Qur’an dari awal sampai akhir adalah satu kelaziman untuk mengenal maarif Qur’ani dan mengasah otak dengan ilmu-ilmu nurani ini. Beliau menambahkan, “Para guru dan pengajar tafsir memegang peran penting dalam menerangkan kandungan makna al-Qur’an dan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar al-Qur’an untuk mereka yang haus akan maarif Qur’ani.”

Di bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam membandingkan kondisi aktivitas Qur’ani setelah kemenangan revolusi Islam dengan kondisi sebelumnya. Beliau mengatakan, “Dalam 31 tahun terakhir, aktivitas Qur’ani yang agung ini terus bergerak maju dan banyak sekali pemuda yang bergabung dengan kelompok penghafal, qari dan peneliti al-Qur’an. ”

Rahbar menandaskan, “Berkat perhatian yang besar kepada al-Qur’an, pengaruh bangsa Iran di dunia semakin besar, dan bangsa ini semakin merasa kuat untuk resisten menghadapi musuh.”

Di awal pertemuan, Wakil Wali Faqih dan Penanggung Jawab Lembaga Wakaf dan Khairat Hojjatul Islam wal Muslimin Mohammadi menyampaikan laporan penyelenggaraan lomba internasional al-Qur’an ke-27 di Tehran, seraya mengatakan, “Lomba kali ini diikuti oleh 95 peserta dari 60 negara yang berlomba di bidang qiraah dan hifdzul Qur’an. 14 qari dan guru besar al-Qur’an tingkat internasional dan nasional dilibatkan untuk menjadi juri dalam lomba ini.”

Mohammadi menambahkan, “Di sela-sela lomba, panitia juga menggelar acara pemberian penghargaan kepada para muslimah aktivis Qur’ani dan menyelenggarakan seminar dengan makalah-makalah Qur’ani dengan tiga tema utama; al-Qur’an dan Ahlul Bait, Al-Qur’andan Basirah, serta al-Qur’an dan Ilmu Humaniora. Panitia juga mengadakan festival Qur’ani dan membuka pameran bertema al-Qur’an.”

Dalam pertemuan itu Dr Farajullah Shadzili, salah seorang juri asal Mesir setelah membawakan tilawah, dalam pembicaraannya menyinggung peringatan Bi’tsah Rasulullah dan hari milad Imam Husain (as). Dr Shadzili juga menyampaikan penghargaannya kepada Republik Islam Iran dan Pemimpin Besar Revolusi Islam yang telah memberikan perhatian besar kepada al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar