A. PENDAHULUAN
Perbincangan Barat dan Timur hingga
sampai saat ini masih terus saja bermunculan baik dari pihak Barat sendiri juga
dari pihak Islam. Masing-masing berusaha untuk mencari tahu titik positif dan
negative antara keduanya. Barat misalnya dengan semangat Orientalismenya telah
mampu membuka mata dunia untuk memposisikannya sebagai peradaban yang unggul di
mata dunia, yang kemudian berakibat negative pada dunia Islam_dimana Islam
menjadi termajinalisasi dan terkunoan baik dari segi ilmu pengetahuan, agama,
filsafat, ekonomi dan lain-lain.
Pengaruh tersebut masih kita rasakan
hingga saat ini, dimana pengaruh peradaban Barat yang diusung oleh arus
globalisasi bermuara pada pembaratan atau westernisasi. Dan yang terjadi
sekarang bukanlah perang dalam bentuk kontak senjata tetapi perang dalam bentuk
pemikiran. Pengaruh ini pun melekat dalam kehidupan seharai-hari, seperti cara
berpakaian, visi kenegaraan dan hubungan antar bangsa, bahkan menghibur diri
pun kini orang kebanyakan menggunakan cara dan ukuran-ukuran kesenangan orang
Barat. Barat memang sedang menjadi peradaban yang dominan dan menjadi primadona
masa kini. Sayangnya, tidak banyak orang yang benar-benar tahu dan paham apa
inti sebenarnya dari peradaban Barat itu.
Klaiman sepihak pun terus berlanjut
daribaik dari pihak Islam maupun Barat, waluapun kemudian perang hegemoni dan
otoritas dimenangkan oleh Barat sendiri dengan pisau hegemoninya, dimana mereka
mengklaim bahwa tradisi keilmuan Islam dianggap tidak ilmiah bahkan tidak
diterima sebagai sebuah ilmu. Ilmu yang hanya bersandarkan humanistik yang
dikembangkan Barat saat ini, telah menghasilkan masyarakat yang kehilangan
orientasi hidup. Berbeda dengan Barat, Islam memandang ilmu sebagai bentuk
ibadah kepada Tuhan. Ilmu dalam Islam selalu disandarkan pada pijakan theistik.
Mencari ilmu bagi setiap muslim dan muslimat adalah upaya untuk mendekatkan
diri kepada Allah, sehingga dalam sejarah Islam tidak pernah terjadi “tradegi
Gereja Abad Pertengahan”, dan kebinggungan polarisasi ilmu dengan teologi.
Mengutif perkataan al-Attas, bahwa
memandang problem terberat yang dihadapi manusia saat ini adalah hegemoni dan
dominasi keilmuan sekuler Barat yang mengarah pada kehancuran umat manusia. Dan
hal ini sudah berlangsung cukup lama mengikuti perkembangan zaman yang dimulai
sejak runtuhnya peradaban Islam yang ditandai dengan kemunduran dua Dinasti
besar. Dan inilah menurut al-Attas, problem yang paling besar diataran beberapa
permasalahan yakni hegemoni dan dominasi. Menurutnya_lanjut al-Attas, bagi
Barat, kebenaran fundamental dari agama dipandang sebagai teoritis belaka.
Kebenaran absolut atau mutlak dinegasikan dan kebenarannya dan nilai-nilai
relatif diterima. Tidak ada kepastian, konsekuensinya adalah penegasian Tuhan
dan akhirat dan menempatkan manusia sebagai satu-satunya yang berhak mengatur
dunia. Manusia akhirnya di Tuhankan dan Tuhan pun dimanusiakan. Berbagai
problem kemanusiaaan muncul sebagai wujud dari kacaunya nilai-nilai. Yang perlu
kita ketahui saat ini adalah bagaimana kita menghadapi berbagai problema umat
manusia, kita haruslah bersatu dalam visi dan misi serta aksi.
Kajian dari kedua belah pihak ini,
melahirkan beberapa hal yang bisa kita bedakan menjadi suatu karatristik
tersedniri dalam dunia peradaban. Beberapa karatristik tersebut misalnya
sebagaimana ungkapan para penulis : Pertama, orang Barat yang datang dan
belajar tentang Timur akan menghasilkan karya-karya ilmiah yang detail tentang
aspek-aspek peradaban Timur. Sedangkan orang Timur yang datang ke Barat
kebanyakan akan menghasilkan karya ilmiah yang detail tentang aspek-aspek
peradabannya sendiri dengan framework peradaban Barat. Kedua, orang
Barat yang datang ke Timur untuk belajar, akan menghasilkan pandangan-pandangan
yang kritis tentang aspek-aspek peradaban Timur. Bukan itu saja, pandangan
kritis tersebut digunakan untuk sebagai alat oleh Barat dalam mengambil
keputusan agar Barat lebih dalam dan luas lagi mempengaruhi hajat hidup
orang-orang Timur. Sedangkan orang Timur yang belajar ke Barat kebanyakan
menghasilkan pandangan-pandanga kritis tentang peradabannya sendiri dan malah
ikut Barat mengubah aspek-aspek peradaban Timur sesuai arus dari arah Barat. Keempat,
orang Barat yang datang dan belajar di Timur sedikit banyak menyerap kebiasaan
hidup orang-orang Timur hanya sebagai pleasure atau kesenangan saja. Namun
sebagian aspek kepribadiannya tetaplah Barat. Sedangkan orang Timur yang
belajar ke Barat, tidak sedikit menyerap kebiasaan hidup orang Barat sebagai
karacter building, pembangunan kepribadian yang dianggapnya menuju ke arah yang
lebih baik atau positif. Dan masih banyak yang lainnya
Dalam makalah ini akan melihat
sebuah realita akan saling keterpengaruhan antara kedua peradaban ini yakni
Islam dan Barat dalam arti adanya pengaruh Peradaban Islam bagi peradaban Barat
dan adanya pengaruh peradaban Barat bagi Islam. Bentuk keterpengaruhan ini,
akan kami lihat dari beberapa aspek yang menjadi suatu keniscayaan walaupun
nanti menyisakana satu pertanyaan, budaya mana yang pertama kali mempengaruhi
budaya lainnya, apakah Silam ataukah Barat. Kesemuanya akan kami uraikan dengan
perangkat-perangkat dari sebuah kenyataan.
B. AWAL MASUKNYA PERADABAN ISLAM DI BARAT
Untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh peradaban Islam bagi peradaban Barat terutama di Eropa, kita
akanmelihat sebuah kenyataan yang tidak bisa kita elakkan, dimana tragedy
adopsi peradaban dan kebudayaan menjadi suatu yang berkeniscayaan baik di
kalangan Islam maupun Barat sendiri. Dan barang kali ini suatu hal yang lumrah
ketika suatu peradaban mengalami kemunduran, maka akan belajar bahkan
mengadopsi suatu peradaban yang dianggap lebih maju. Dan ini sebagaimana Fahmi
Zarkasyi katakan, suatu peradaban yang mengalami keterbelakangan, akan
mengadopsi konsep-konsep kebudayaan yang lebih maju. Dan kita akui bahwa tidak
ada kebudayaan di dunia ini yang berkembang tanpa proses interaksi dengan
kebudayaan asing. Ketika peradaban Islam unggul dibanding peradaban Eropa,
misalnya, mereka telah meminjam konsep-konsep penting dalam Islam.
Sebagaimana kita ketahui bahwa
kemunculan peradaban Yunani di Eropa, yang kemudian disusul oleh bangsa Romawi,
mereka menyebarkan peradaban dan menguasai seluruh daerah Eropa kecuali kaum
bar-bar, karna pada abad ke-4 M bangsa Bar-bar datang ke Eropa dari Asia Tengah
dan Utara Eropa, yang mayoritas mereka tidak menetap (nomaden), samapai bangsa
Bar-bar menguasai mereka. Kemudian peradaban Yunani berpindah ke Timur demi
menyelamatkan kebudayaan Romawi ke Konstantinopel ibu kota Imperium Bizantium.
Dimaan pada masa itu, bangsa Eropa dikenal dengan zaman kegelapan dan belum
dijumpai daerah-daerah yang menjadi pusat pencerahan kecuali daerah-daerah
tertentu saja, itu pun yang ditempati oleh para pendeta yang memahami bahasa
Yunani dan bahasa latin.
Di abad ke-7, kekuasaan Islam di
Spanyol[1],
telah mencapai puncak kejayaannya Banyaknya prestasi yang mereka peroleh,
membawa pengaruh bagi dunia Eropa dan kemudian Dunia kepada kemajuan yang
kompleks, baik kemajuan intelektual maupun kemegahan pembangunan fisik.[2]
Kemudian oleh Musa diumumkannya Andalusia sebagai bagian wilayah kekuasaan bani
Umayah yang berpusat di Andalusia.[3]
Penaklukan demi penaklukan dimenangkan umat Islam sampai menjangkau Prancis
Tengah dan bagian-bagian penting Italia. Barang kali kemenangan didukung oleh
duan paktor baik secara eksternalis[4]
maupun internalis[5].
Dari sinilah Islam dengan penaklukannya atas Andalus telah mengubah kondisi
Spanyol secara umum, dimana Islam berhasil menlenyapkan bangsa Ghatia dan
berbagai pengaruhnya dari negeri tersebut sehingga bangsa Ghatia tidak lagi
memiliki kekuatan, melainkan mereka yang berhasil melarikan diri ke pegunungan
Jaliqiah yang terletak di barat laut Spanyol[6].
Sedangkan orang-orang Yahudi yang
menderita dan terhina oleh Penguasa Ghatia diperbolehkan bergerak di sektor
perdagangan dan terlindungi di bawah pemerintah Islam[7].
Bangsa Arab telah memperlakukan mereka yang selama ini hidup dan tertekan
dengan baik, sehingga pada masa pemerintahan Islam mereka memperoleh dan
menikmati hak-hak sipil secara luas. Di sisi lain bangsa Arab memperkokoh
stabilitas dan perdamaian di antara berbagai etnis yang berlainan. Karenanya
bangsa Spanyol sebagai bangsa yang patuh dengan pemerintah Islam didapatkan
sikap toleran sebagaimana yang diharapkan. Dan sejumlah pembesar dari penduduk
lapisan bawah telah beralih menjadi pemeluk Islam yang taat. Perhatian mereka
kini beralih terhadap Islam dari kehidupan masa lalu di bawah para pemimpin
yang tidak pernah memperhatikan dan mengubah nasib bguruk mereka serta
kehidupan yang penuh penindasan dan perampasan terhadap rakyatnya[8].
Dengan
masuknya Islam ke Spanyol, merubah tatanan baru dan pencerahan terhadap bangsa
Eropa dengan sebuah peradaban baru yakni peradaban Islam yang dibawa oleh
bangsa Arab dan masuk melalui Spanyol. Karenanya, sulit dipungkiri kemajuan
Eropa tidak bisa dilepaskan dari pemerintah Islam di Spanyol.
C. JALUR MASUKNYA PERADABAN ISLAM DI BARAT(EROPA)
Dalam beberapa literature, para
sejarawan sepakat bahwa proses msuknya peradaban Islam dunia Barat dalam hal
ini adalah Eropa, melalui empat jalur yakni sebagaimana Mun’im Majid katakana [9]:
1. Melalui Andalusia (Spanyol).
Menurutnya, sebagian besar pengaruh
kebudayaan Islam atas Eropa terjadi akibat pendudukan kaum muslimin atas
Spanyol dan Sisilia[10].
Bangsa arab selama 8 abad lamanya menempati daerah ini. Kemudian dari sinilah peradaban Islam menyebar di pusat-pusat tempat
yang berbeda. Seperti: di Kordova, Sevilla, Granada, Toledo. Penduduk Andalusia
(Spanyol) mayoritas menganut ajaran masehi, yang kemudian terpecah dengan
datangnya peradaban arab. Bahkan mereka ganti bahasa mereka dengan berbicara
dengan bahasa arab. Mereka mengenal istilah Mozabarabes, kata ini yang dalam
bahasa arab disebut musta’rib[11].
Untuk itu pula para pendeta nasrani melakukan terjemahan injil ke dalam bahasa
Arab[12].
Dan dari sejak inilah pertama kali Islam mengijakkan kaki di Spanyol, dan Islam
memainkan peranan yang sangat besar selama hampir 8 abad, dan dari Spanyolah
peradaban Islam pindah ke Eropa.
Untuk melihat bagaimana perkembangan
Islam di Spanyol, barang kali perlu kami uraikan secara ringkas, dimana
perkembangan ini berlangsung mulai dari sejak menginjakan kaki di Spanyol
hingga jatuhnya kerajaan Islam yang berlangsung lebih dari 750 tahun terbagi
memjadi 6 periode yaitu:
Pertama, Periode Pertama (711-755 M). Pemerintahan Spanyol dipimpin oleh
para wali yang diangkat oleh Daulah Bani Umayah. Stabilitas negri Spanyol belum
tercapai secara sempurna. Gangguan-gangguan masih terjadi baik dari dalam
maupun dari luar. Gangguan dari dalam adalah perselisihan antara elite penguasa
akibat perbedaan etnis dan golongan. Gangguan dari luar datang dari musuh Islam
di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan.
Kedua, Periode Kedua (755-912 M). Penguasa pertama pada masa ini adalah
Abd Rahman Ad-Dakhil keturunan Bani Umayah tetapi tidak tunduk kepada Bani
Umayah di Damaskus. Kemudian mendirikan Bani Umayah di Spanyol. Banyak
kemajuan-kemajuan yang dicapai baik dalam bidang politik maupun peradaban.
Dalam bidang politik gangguan yang paling serius datang dari kalangan umat
Islam itu sendiri
Ketiga, Periode Ketiga (912-1013 M). Umat Islam Spanyol mencapai puncak
kejayaan dan kemajuan menyaingi kejayaan Bani Abbasiyah di Baghdad. Abd Rahman
III Al-Nashir membirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi
ratusan ribu buku yang didirikan oleh Hakam III yang juga seorang kolektor
buku. Ketika Hisyam naik tahta dalam usia belasan tahun merupakan penyebab
kehancuran daulah bani Umayah di Spanyol karena kekuasaan actual berada di
tangan para pejabat (981 M)
Keempat, Periode Keempat (1013-1086 M). Spanyol terpecah menjadi lebih
dari 30 Negara kecil di bawah pemerintahan Al-Mulukuth-Thawaif (Raja Golongan)
yang berpusat di Seville, Cordova, Toledo dan lain sebagainya. Pada masa ini
umat Islam kembali mengalami pertikaian internal.
Kelima, Periode Kelima (1086-1248M). Meskipun umat Islam masih terpecah
belah, tetapi terdapat kekuasaan yang dominant yaitu Dinasti Murabithun
(1086-1143 M) didirikan oleh Yusuf bin Tasyifin di Aprika Utara. Kekuasaan
dinasti ini berahir kemudian digantikan oleh dinasti Muwahhidun yang didirikan
oleh Muhammad bin Tumat (1146-1235 M).
Kenam, Periode Keenam (1248-1492 M). Islam hanya berkuasa di wilayah
Granada di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) secara politik umat Islam
hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan
terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam
memperebutkan kekuasaan. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol
tahun 1492 M. Umat Islam pada waktu dihadapkan kepada dua pilihan yaitu masuk
Kristen atau meninggalkan Spanyol.
2. Melalui Sisilia
Kemudian peradaban Islam masuk di
dunia Barat melalui Sisilia, dimana bangsa Arab menaklukan Sisilia di masa
akhir dinasti Aghalibah yang berdiri di Afrika (Sekarang Tunisia dan Al-Jazair)
di era Abbasiah yaitu di pertengahan abad 3 hijriah atau 10 Masehi dan paska
Romawi menyerang daerah-daerah Islam[13].
Dan pendudukan Arab atas Sisilia tidak berlangsung lama seperti pendudukan atas
Spanyol. Pada pertengahan abad ke-18, ksatria Norman melihat bahwa mereka hidup
dengan baik di Italia bagian selatan, sebagai pedagang atau sebagai pengusaha
militer independen. Efesiensi kemiliteran mereka sedemikian rupa sehingga
beberapa ratus ksatria di bawah pimpinan Robert Guiscard telah berhasil
mengalahkan Bizantium dan mendirikan kerajaan Norman. Pada tahun 1060,
saudaranya Roger memimpin invasi ke Sisilia dan berhasil merebut Messina dan
berlanjut dengan pendudukan seluruh wilayah tersebut sampai 1091[14].
Dengan kehadiran Arab di Spanyol dan
Sisilia inilah, secara perlahan menemukan jalur masuknya peradaban Islam di
Eropa Barat secara matang hingga dikuasainya.
3. Melalui datangnya orang-orang salib di Timur Islam.
Sebagai bentuk dari wujud
keterpengsruhan Barat terhadap Peradaban Islam adalah datangnya orang-orang
Salib di Timur Islam, yang walaupun kehadiran ini bukanlah persoalan pentingnya
menuntut reaksi besar-besaran kecuali dari wilatah-wilayah tetangga yang dekat
dengan wilayah kaum muslim itu sendiri. Invasi atas Spanyol dan Sisilia memberi
arti bahwa suatu waktu Islam hadir di daerah pinggiran Kristen Latin, yang
kemudian memberi reaksi menjadikan munculnya gerakan perang salib pada abad ke-11.
Hal ini bisa dianggap sebagai reaksi yang besar terhadap kehadiran Islam,
tetapi pusatnya justru di bagian Utara Perancis, yang jauh kontaknya secara
langsung di Negara-negara Islam[15].
Selama
perang salib inilah proses intraksi peradaban pun terjadi yang kemudain memberi
pengaruh bagi masing-masing pihak atau lebih tepatnya penerimaan orang-orang
Eropa atas corak-corak kebudayaan Islam. Proses ini juga ditopang itopang oleh
keterampilan dan ketangguhan orang-orang Arab dalam bidang perdagangan. Di
seluruh wilayah yang tunduk di bawah pemerintahan Islam, tidak hanya terdapat
kebudayaan Islam saja yang relative homogen melainkan juga barang-barang yang
dihasilkan kaum muslim tersebar jauh melampaui batas-batas wilayah Islam[16].
4. Pertukaran perniagaan antara timur dan barat melalui Mesir.
Sebagian besar mengatakan, peristiwa
ini terjadi sejak datangnya bangsa Fatimiah di Mesir dan menjadikan Mesir
sebagai pusat politik, perdagangan dan kebudayaan. Karena itu penyerangan
Mongol di Irak menjadikan Mesir sebagai ka’bah peradaban Islam di era dinasti
Mamalik sebagaimana dikatakan Ibnu Khaldun bahwa munculnya peradaban di Mesir
dengan kembalinya peradaban Islam sejak ribuan tahun yang lalu. Maka muncullah
di Mesir gerakan Ilmu dan seni yang menjadikan para penuntut ilmu datang dari
Timur dan Barat. Ibnu Khaldun melanjutkan dengan perkataannya ”Saya tidak
melihat Mesir kecuali sebagai induknya Ilmu, wadahnya Islam dan sumber ilmu
serta pusat perniagaan[17].
Bukti Peradaban Islam di Eropa, hal
ini dapat dirasakan dengan munculnya berbagai buku yang diterjemahkan dari
bahasa arab ke bahasa latin, bahasa Thalia dan Ibrani. Buku-buku tersebut
memenuhi perpustakaan Eropa di era-era awal. Dengan kata bahwa keberlangsungan peradaban
ini dengan adanya penerjemahan besar-besaran dari bahasa Arab ke bahasa latin. Hal
ini menunjukan majunya keilmuan Islam dengan segala cabangnya. Begitu pula di
era kebangkitan Eropa ketika bangsa Eropa kembali dengan ilmu-ilmu Yunani
klasik, mereka menjumpai buku-buku yang memang telah dimuat dalam khazanah buku
muslimin. Karenanya sebuah peradaban
berdiri tidak lepas dari peradaban sebelumnya.
D. BENTUK PERADABAN YANG DIJADIKAN SUMBER PERADABAN
Kemajuan Eropa hingga saat ini yang
terus berkembang banyak dipengaruhi oleh khazanah ilmu pengetahuan islam yang
berkembang di periode klasik. Pengaruh peradaban Islam termasuk di dalamnya
pemikiran Ibnu Rusyid ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen
yang belajar di Universitas-universitas Islam di Spanyol seperti Universitas
Cordova, Seville, Malaga, Granada dan Samalanca. Selama belajar di Spanyol
mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuan muslim. Pusat penerjemahan
itu adalah Toledo. Setelah pulang ke negrinya mereka mendirikan sekolah dan
Universitas yang sama. Universitas yang pertama di Eropa adalah Universitas
paris yang didirikan pada tahun 1231 M.
Pengaruh ilmu pengetahuan islam atas
Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan
kebangkitan kembali (Renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.
Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui
terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari kemudian diterjemahkan kembali ke
dalam bahasa Latin.
Walaupun akhirnya Islam diusir dari
Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani
gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan itu adalah kebangkitan kembali
kebudayaan Yunani klasik (Renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di
Italia. Gerakan reformasi pada abad ke-16 M, Rasionalisme pada abad ke-17 M dan
pencerahan (Aufklaerung) pada abad ke-18 M. Beberapa bentuk peradaban tersebut
seperti :
1. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi
Sebagai bentuk keterpengaruhan Barat
terhadap peradaban Islam, adalah adanya sejumlah kitab-kitab klasik yang memang
dikarang oleh orang Islam sendiri. Dalam hal ini adalah Kitab yang membahas
ilmu kedokteran dikarang oleh Ibnu Sina[18],
al-Qanun sekitar abad ke-12. Kemudian kitab al-Hawi oleh ar-Razi juga menajadi
bagian terpenting bagi tradisi keilmuan Barat sampai pada abad ke-16. Ibn Sina sendiri merupakan pengarang dari 450
buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada
filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak
kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal
dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan
waktu.” pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The
Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun
fi At Tibb).
Buku-buku kedokteran ini diajarkan
di kampus-kampus Eropa sampai abad 18 tak terkecuali Sekolah Salerno yang
dianggap sebagai sekolah kedokteran pertama di Eropa. Ibnu Sina dan Razi
menjadi referensi kuliah kedokteran di Paris bahkan lebih dari itu teori-teori
Ibnu Khaldun yang menjadi peletak dasar ilmu sosial masih dikenal di
kampus-kampus Eropa sampai sekarang. Selanjutnya dalam review buku ini
disebutkan para penterjemah yang berasal dari agama dan suku bangsa yang
berbeda; mereka menukil dan pindahkan ilmu bangsa Arab ke bangsa Eropa yang
dimulai dari abad 11 Masehi hingga akhir era pertengahan, antara lain:
Gerberto, Adelard ofbath, Leonardo Pisano, Petrus alfons, dll.
Selain itu, keterpengaruhan rasionalitas Eropa
banyak diadopsi dari serpihan pemikiran Ibn Ruys. Dimana Ibn Ruys juga termasuk
pakar kedokteran, Filsafat, Fiqih dll. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal
sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang
mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St.
Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan
masalah kedokteran dan masalah hukum.Pemikiran Ibnu Rusyd. Kitab yang sering
menjadi rujukan Barat adalah kitabnya yang terkenal yaitu Kulliyaat fi At-Tib
(buku kedokteran) yakni sebuah kitab yang secara lengkap membahas tentang ilmu
kedokteran. Di samping itu juga ada Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa
Asy-Syari’at yakni yang memmabahs tentang Filsafat dan hal-hal yang terkait
dengannya.[19]
Menurut para ahli sejarah,
ketergantungan Eropa terhadap ilmuan Islam yakni kedoteran terus berlangsung
hingga abad ke 15 dan ke 16 yang ditunjukkan dengan daftar buku yang dicetak[20].
Bahkan hingga tahun 1500-an, buku ini sudah dipublikasikan dalam cetakkan yang
ke-16, karena masih terus digunakan hingga tahun 1650. Buku itu olehnya
dipandang sebagai karya dalam bidang kedokteran yang paling banyak dipelajari
sepanjang sejarah. Buku ini diikuti oleh karya-karya terjemahan dari bahasa
Arab lainnya, termasuk beberapa karangan al-Razi, Ibnu Rushd, Hunain bin Ishaq
dan Haly Abbas[21].
Menurut Gustave Le Bon (sejarawan
Perancis) bahwa ahli-ahli Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci,
Albertus Magnus, dan lain-lain, dibesarkan dalam era keemasan perpustakaan
pengetahuan Islam & Arab. Paus Gerbert (bergelar Sylvestre-II) mengajar ilmu-ilmu
alam pada tahun 1552-1562 yang kesemuanya dipelajarinya di Universitas Islam
Andalusia di Spanyol. Gherardo & Cremona, 2 orang ahli astronomi Italia
yang menerjemahkan buku ilmu astronomi dari kitab as-Syarh karangan Jabir ibnu
Hayyan. Raja Friederich-II dari Perancis meminta putra-putra Ibnu Rusyd
(menurut ejaan Barat dibaca : Averoes) untuk tinggal di istananya, mengajarinya
ilmu Botani & Zoologi. Apotik & ilmu Kedokteran, Kimia & Botani
Islam sebelum abad ke-15 sudah sangat maju dibandingkan Barat, ilmuwan Islam
telah menemukan 2000 jenis tanaman Thriflorida untuk obat-obatan.
2. Filsafat
Di akhir abad ke-12 M, usat-pusat
kebudayaan di Prancis, Italia dan sejumlah Negara tetangganya menetapkan
pelajaran Mantiq, ilmju hitung, falak kimia dan lain-lain untuk menghasilkan
ahli teologi hukum dan kedokteran. Dan secara tidak langsung tradisi studi
kesustraan Yunani pun hamper secara keseluruhan tidak mendapat perhatian yang
serius. Dengan demikian, kajian di Eropa oleh Orientalis teologi menjadikan Filsafat
dan Logika sebagai sumber atau jalan dalam menetapkan hukum. Selain dari
beberapa ahli Filsafat Eropa yang berkembang, di sini muncullah Ibn Ruys yang
kemudian banyak memberikan kontribusi terhadap perkembnagan pemikiran Eropa
pada saat itu. Walaupun kemudian pihak Gereja konsili keagamaan di Paris
1209(605 H) mengaharamkan pemikiran Filsafat Ibn Rusyd yang kemudian
diperbaharui pada tahun 1215 dan diperketat oleh Paus Gregorius IX di tahun
1231. Ini semua menunjukkan bahwa Filsafat Ibn Rusyd telah beredar luas jauh
sebelum Michael Scott merampungkan terjemahannya pada tahun 1230.
Disinilah juga didirikah pusat
penerjemahan yang kemudian Michael Scott ditugasi sebagai tim penerjemah
bersama rekan-rekannya terutama sejumlah buku-buku Arab dalam bahasa latin.
Tradisi ini juga merembet pada sejumlah Universitas yang ada seperti
Universitas Navoli dalam rangka membumikan tradisi terjemah secara besarbesaran
melalui biaya kerajaan tahun 1224 M(621 H) dan menetapkan komentar Ibn Rusyd
pada makalah Aristoteles, pada buku Isagoge oleh Porforius, serta al-Falgani
dan beberapa buku-buku yang lain sebagai buku wajib di lingkungan Universitas.
Dalam hal ini Ibn Ruysd
memeperlihatkan kemampuan akal untuk membedakan, mengetahui, kemudian
mempercayai. Pangingkaran terhadap adanya kemampuan akal pada manusia berarti
penurunan kedudukan akal pada tempat di bawah perasaan berbuat.
3. Bidang Sastra
Menurut sejarawan bahwa,
perkembangan dunia satra di Eropa sangatlah pesat, yang dimana pada dasarnya
hubungan antara sastra, budaya sepanyol dan Prancis terjadi pada abad
pertengahan, ketika peradaban Prancis selatan mulai menjadi megah dan besar,
tepatanya di Provence. Dari sanalah muncul kelompok penyair pengembara
Troubadrous salah seorang tokohnya adalah Ruy Diaz de Biver, seorang tokoh
perlawanan terhadap masyarakat Islam. Dan memang harus diakui bahwa pada abad
pertengahan tersebut, sastra serta peradaban barat mulai terlihat geliatnya.
Contohnya saja seorang raja Sepanyol bernama Al- Fonso mempunyai julukan Al-
Âlim., julukan atersebut diberikan karena dia selalu menghunus pedang untuk
berperang melawan musuh-musuhnya, namun di lain waktu dia memegang bukunya,
mendalami ilmu-ilmu pengetahuan, serta menulis karya-karya sastra[22].
Dikatakan bahwa, opera “Peringatan
akan akibat” karangan Shakespeare, diilhami dari kisah Alfu lailah wa lailah
dari masa keemasan Islam. Kemudian cerpen karangan sastrawan Perancis Lasange
banyak mengambil inspirasi dari kitah Natan al-Hakim. Di samping itu, Sajak
Divina Commedia karangan Dante Alghieri mengambil dari kitab Risalatul-Ghufran
(karangan al-Ma’ariy) & Washful Jannah (karangan Ibnu Arabi). Juga Cerita
Gulliver (karangan Schwift) diilhami oleh Alfu lailah wa lailah dan Cerita Robinson Crusoe (karangan Defoe)
diilhami dari kitab ar-Risalah (karangan Hayy bin Yaqzhan yang dikenal dengan
gelar Ibnu Thufail).
4. Bidang Lainnya
Menurut sejarawan & orientalis
Perancis, Sedillot, bahwa UU Sipil Perancis pada masa Napoleon Bonaparte
diilhami dari kitab al-Khalil (salah satu kitab Fiqh Maliki). Dan bukti ini
bisa dikatakan bukti yang paling besar pengaruhnya di Eropa. Hal ini juga
dijumpai dalam bahasa Spanyol, Portugis, Italia dan lainnya. Yang kemudian juga
tercakup bahasa tentang kehidupan dan ilmu pengetahuan, semisal “Chiffre” yang
merupakan kata berasal dari bahasa Arab yakni صفر
(nol), berarti penomoran dari arab, “Admiral” atau “Amiral” kata dari أمير البحر
(pemimpin laut), “Cable” yaitu الحبل
(kabel). Kemudian “Cotton” (dari Quthn), “Syrup” (dari Syarab), “Lemon” (dari
Laymun), bahkan nama-nama ilmuwan Islam seperti : “Avecina” (dari Ibnu Sina),
“Averoes” (dari Ibnu Rusyd), “Albategnius” (dari Al-Baththani), Ibn Yunis (dari
Ibnu Yunus), dll.
5. Bidang Arsitektur
Di samping bidang-budang yang sudah
disebutkan di atas, masih banyak juga terdapat bukti-bukti pengaruh peradaban
Islam di Eropa semisal dalam dunia music dan kesenian, arsitek bangunan,
pertanian dan perdagangan serta ilmu peta. Untuk pembangunan fisik yang paling
menonjol adalah pembangunan kota, istana, masjid dan taman-taman. Di antara
bangunan yang megah adalah masjid Cordova[23],
kota al-Zahra, masjid Sevile, istana al-Hamra di Granada[24],
istana al-Makmun, tembok toledo dan istana Ja’fariyah di Saragosa. Ini juga
yang diungkapkan Ibn Fadillah dalam Masalikul Abshornya bahwa ada sekelompok
orang dari bani Barzal melaut ke lautan gelap, pastilah nama Brazil diambil
dari nama-nama mereka. Begitu juga penemuan Portugis di Afrika, kedatangan
bangsa Eropa ke Hindia didasari dengan apa yang pernah dilakukan oleh bangsa
Arab.
E. KESIMPULAN
Barangkali
tidak berlebihan bila kita mengatakan, bahwa kemajuan Eropa yang terus
berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan
Islam yang berkembang di periode klasik. Memang telah dikemukakan di atas bahwa
saluran peradaban Islam yang mempengaruhi Eropa melalui Spanyol, Sisilia,
perang Salib maupun pertukaran perniagaan. Tetapi Saluran yang terpenting dalam
hal ini adalah Spanyol Islam. Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi
Eropa menyerap peradaban Islam. Baik dalam hubungan politik, sosial, ekonomi
maupun peradaban antar negara. Bahwa suatu kenyataan sejarah Spanyol selama
tujuh abad lebih berada dalam kekuasaan Islam.
Pengaruh
peradaban Islam termasuk di dalamnya pemikiran ibnu Sina, Razi dan ibnu Rusyd,
pemikiran yang paling banyak dipelajari. Kemudian banyaknya para pemuda Eropa
yang belajar ke univesitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova,
Sevile, Granada, Malaga dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif
menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan muslim. Pusat penerjamahan
adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya mereka mendirikan sekolah dan
universitas.
Universitas
pertama di Eropa adalah universitas Paris yang didirikan tahun 1231 M, tiga
puluh tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru
berdiri 18 universitas. Ilmu yang mereka peroleh dari universitas adalah ilmu
kedokteran, ilmu pasti dan filsafat. Pengaruh ilmu pengetahuan dan peradaban
Islam di Eropa yang berlangsung abad 12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan
kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa abad ke 14 M. berkembangnya
pemikiran Yunani di Eropa ini melalui terjemahan-terjemahan Arab yang
dipelajari dan diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin.
Walaupun
akhirnya Islam terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam,
tetapi Islam telah membidangi gerakan kebangkitan di Eropa, gerakan kebangkitan
kembali kebudayaan Yunani klasik padan abad 14 M yang bermula di Italia,
gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M dan
pencerahan (aufklarung) pada abad ke 18 M[25].
Montgemary Watt menyebutkan bahwa
pengaruh kebudayaan Islam atas Eropa
dengan tiga hal; Pertama, sumbangan orang Arab ke Eropa tidak diragukan
lagi terutama dalam hal-hal yang menyokong perbaikan tingkat kehidupan dan memperkokoh
basis materialnya. Kedua, sebagian besar orang Eropa kurang menyadari pengaruh
orang Arab dan karakter Islam yang mereka ambil dan ketiga, kesastraan
orang-orang Arab dan yang menyertainya telah merangsang tumbuhnya imajinasi
Eropa dan kejeniusan politik orang Romawi
F. DAFTAR PUSTAKA
1. al-Muqraizi, Taqiyuddin bin Ahmad bin Ali Nafkh at-Thib min
Ghusn al-Andalus, (Mesir: Bulaq, 1862)
2.
as-Samuraj
Qasim al-‘Isytiraqu:Bainal Mauduiyah wal Ifti’aaliyah.terj
(Jakarta:Gema Insani Press,cet.I,1996),hlm.35 dst
3. Daya Burhanuddin Pergumulan Timur Menyikap Barat(Yogyakarta:Suka
Press,cet. I,2008)
4. Hasan, Hasan Ibrahim Yatim, Badri Sejarah Peradaban Islam
(Jakarta:Grafindo Persada, cet ke-16, 2004)
5. Majid, Abdul Mun’im Tarikh al-Hadharah al-Islamiyah fil
Ushuri al-Wustho, (Cairo: Maktabah Misriyah,1978)
6. Maryam, Siti et.al, Sejarah Peradaban Islam
(Yogyakarta: Jur SPI Fak Adab IAIN Sunan Kalijaga, 2003)
7. Syalabi, Mausu’ah Tarikh, (Mesir: Maktabah Nahdah
al-Misriyah,1983)
8. Tarikh al-Islam, terj. H.A Bahauddin, (Jakarta: Kalam Ilahi, 2003)
9. Poeradisastra, S.I Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban
Modern, (Jakarta: P3M, cet ke-2, 1986)
10. Watt, W. Montgemary Islam dan Peradaban Dunia,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1997)
[1] Perlu
diketahui bahwa Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid bin
Abdul Malik (705-715 M), salah seorang khalifah dari Umayah yang berpusat di
Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol umat Islam telah menguasai Afrika Utara
dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayah. Dalam proses
penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling
berjasa memimpin pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif bin Malik, Thariq bin
Ziyad dan Musa bin Nusair.
[2] Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam (Jakarta:Grafindo Persada, cet ke-16, 2004),hlm.100.
[3] Siti Maryam,
et.al, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Jur SPI Fak Adab IAIN
Sunan Kalijaga, 2003),hlm.94.
[4] Faktor eksternal
adalah suatu kondisi yang terdapat dalam negeri Spanyol sendiri yaitu
kondisi sosial, politik dan ekonomi Spanyol dalam keadaan yang memperihatinkan.
Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak ke beberapa negeri kecil dan
rakyat dibagi-bagi dalam sistem kelas sehingga kehidupan mereka diliputi
kemelaratan dan ketertindasan. Sementara penguasa Gothic bersikap tidak toleran
terhadap aliran agama yang dianut penguasa. Dalam situasi seperti ini kaum
tertindas menanti juru pembebas dan juru pembebas mereka temukan dalam diri
orang Islam. Baca Badri yatim Peradaban…..hlm.91
[5] Sedangkan
faktor internalnya adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa,
tokoh-tokoh pejuang dan para prajuritnya. Para pemimpin ketika itu adalah
tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri.
Mereka pun cakap, berani dan tabah dalam menghadapi persoalan. Yang tak kalah
pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan oleh tentara Islam, yaitu
toleransi, persaudaraan dan tolong menolong. Sikap toleransi dan persaudaraan
inilah yang menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana. Ibid…hlm.93
[6] Bukan
hanya itu, kerajaan dan harta kekayaan mereka telah berpindah tangan kepada
bangsa Arab sebagai penakluk. Sementara pemerintahan Islam membiarkan sebagian
penguasa lama yang telah membantu tetap memerintah, sehingga Julian
dikembalikan pada posisi semula sebagai penguasa Sabtah dan harta kekayaannya
dikembalikan semua.
[7] Taqiyuddin bin
Ahmad bin Ali al-Muqraizi, Nafkh at-Thib min Ghusn al-Andalus,
(Mesir: Bulaq, 1862).I:126-127
[8] Hasan Ibrahim
Hasan, Tarikh al-Islam, terj. H.A Bahauddin, (Jakarta: Kalam
Ilahi, 2003).II:82.
[9] Lebih lanjut
lihat Abdul Mun’im Majid, Tarikh al-Hadharah al-Islamiyah fil Ushuri
al-Wustho, (Cairo: Maktabah Misriyah,1978)
[10] W. Montgemary
Watt, Islam dan Peradaban Dunia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,
1997), hlm.2.
[11] Musta’rib
adalah kelompok yang tetap kepada keyakinannya tapi meniru adat istiadat bangsa
Arab baik bertingkah laku maupun bertutur kata. lihat: Siti Maryam: Sejarah
Perdaban Islam, hlm.99
[12] Sebagaimana yang dikatakan Syalabi, bahwa
orang Spanyol telah meninggalkan bahasa Latin dan bahkan melupakannya Seorang
pendeta di Cordova mengeluh, hampir di kalangan mereka tidak ada yang mampu
membaca kitab suci yang berbahasa latin. Bahkan cendekiawan muda hanya
mengetahui dan memahami bahasa Arab. Baca Syalabi, Mausu’ah Tarikh,
(Mesir: Maktabah Nahdah al-Misriyah,1983),hlm.89-90.
[13]
Ketika
datang bangsa Fatimiah dan membangun kekuasaannya di Barat, mereka juga
menguasai Sisilia bagian dari dinasti Aghalibah serta menguasai Selatan Italia
sampai Roma. Penguasaan bangsa Arab terhadap daerah-daerah Italia menyebabkan
peradaban Islam menjadi luas, daerah-daerah seperti Palermo, Messine,
Siracusaa, Bari selanjutnya menjadi pusat peradaban Islam di Italia.
[14] Ibid…. W.
Montgemary Watt, Islam dan Peradaban. hlm.6-7
[15] Ibid….hlm.18
[16] Ibid….hlm.22
[17] Di
sini jua Mesir telah membantu kemajuan peradaban di Eropa, adapun kota-kota di
Eropa seperti: Pisa, Genova, Venezis, Napoli, Firenze memiliki hubungan dagang
dengan Mesir. Kota-kota inilah yang kemudian menjadi bangkitnya Eropa atau yang
dikenal dengan renaissance serta menjadi cikal bakal peradaban modern di
Eropa.
[18]
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah
seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah
menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang produktif dimana
sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak
orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan
baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang
kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan
rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
[19] Qasim
as-Samuraj al-‘Isytiraqu:Bainal Mauduiyah wal Ifti’aaliyah.trj (Jakarta:Gema
Insani Press,cet.I,1996),hlm.35 dst
[20] Dari semua
daftar itu, buku pertama adalah komentar Ferrari da Grado, seorang guru besar
di Pavia, atas bagian dari Continens, ensiklopedi besar karangan al-Razi.
Karangan Ibnu Sina, Canon dicetak pada tahun 1473, lalu pada tahun 1475. dan
sudah pada cetakannya yang ketiga bahkan sebelum karya Galen dicetak.
[21] Bahkan dalam
karya Ferrari de Gardo, misalnya; Ibnu Sina dikutip lebih dari tiga ribu kali,
al-Razi dan Galen masing-masing seribu kali, sedang hippocrates hanya seratus
kali. Dengan demikian, kedokteran Eropa abad ke-15 dan ke-16 masih merupakan kedokteran yang sedikit
lebih luas dari sekedar kepanjangan kedokteran arab. Ibid….hlm.99
[22] www.
Peradaban-islame.eropa. Com.
[23]
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam yang kemudian diambil alih oleh
Bani Umayah. Para penguasa Islam kemudian membangun dan memperindah kota
Cordova. Jembatan beasr dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota.
Taman-taman dibangun untuk menghiasi kota Spanyol. Di seputar ibu kota berdiri
istana-istana yang megah. Diantara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah
Masjid Cordova. Menurut Ibn Al-Dala'I terdapat 491 Masjid. Ciri khusus ibu kota
itu adalah tempat pemandian yang mempunayi 900 tempat pemandian.
[24]
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Di sana
terkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil
alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam. Arsitekturnya terkenal di
seluruh Eropa. Istana Al-Hamra adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur
Islam Spanyol. Istana itu dikelilingi oleh istana-istana yang megah.
[25] S.I
Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern,
(Jakarta: P3M, cet ke-2, 1986),hlm.77.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar